Jumat, 08 April 2011

TUGAS 4 smt 4

1.      Pengertian pasar
Pasar adalah suatu mekanisme yang mempertemukan pembeli (konsumen) dengan penjual (produsen) sehingga bisa berinteraksi untuk membentuk suatu kesepakatan harga jual.

2.      Jenis-jenis pasar
Jenis pasar menurut bentuk kegiatannya. Menurut dari bentuk kegiatannya pasar dibagi menjadi 2 yaitu pasar nyata ataupun pasar tidak nyata(abstrak).
-   Pasar Nyata
Pasar nyata adalah pasar diman barang-barang yang akan diperjual belikan dan dapat dibeli oleh pembeli. Contoh pasar tradisional dan pasar swalayan.
-   Pasar Abstrak
Pasar abstrak adalah pasar dimana para pedagangnya tidak menawar barang-barang yang akan dijual dan tidak membeli secara langsung tetapi hanya dengan menggunakan surat dagangannya saja. Contoh pasar online, pasar saham, pasar modal dan pasar valuta asing.

Jenis pasar menurut cara transaksinya. Menurut cara transaksinya, jenis pasar dibedakan menjadi pasar tradisional dan pasar modern.
-         Pasar Tradisional
Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar secar langsung. Barang-barang yang diperjual belikan adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok.
-         Pasar Modern
Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang diperjual belikan dengan harga pas dan denganm layanan sendiri. Tempat berlangsungnya pasar ini adalah di mal, plaza, dan tempat-tempat modern lainnya.

Jenis – Jenis Pasar menurut jenis barangnya.
Beberapa pasar hanya menjual satu jenis barang tertentu , misalnya pasar hewan, pasar sayur, pasar buah, pasar ikan dan daging serta pasar loak.

jenis – Jenis Pasar menurut keleluasaan distribusi. Menurut keluasaan distribusinya barang yang dijual pasar dapat dibedakan menjadi:
  • Pasar Lokal
  • Pasar Daerah
  • Pasar Nasional dan
  • Pasar Internasional

3.      Metode perhitungan pendapatan nasional
Ada tiga cara penghitungan pendapatan nasional, yaitu:
1)            Metode Output (Output Approach)
2)            Metode Pendapatan (Income Approach)
3)            Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)

1) Metode Output (Output Approach) atau Metode Produksi
Menurut metode ini, PDB adalah total output (produksi) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian. Cara penghitungan dalam praktik adalah dengan membagi-bagi perekonomian menjadi beberapa sektor produksi (industrial origin). Jumlah output masing-masing sektor merupakan jumlah output seluruh perekonomian. Hanya saja, ada kemungkinan bahwa output yang dihasilkan suatu sektor perekonomian berasal dari output sektor lain. Atau bisa juga merupakan input bagi sektor ekonomi yang lain lagi. Dengan kata lain, jika tidak berhati-hati akan terjadi penghitungan ganda (double counting) atau bahkan multiple counting. Akibatnya angka PDB bisa menggelembung beberapa kali lipat dari angka yang sebenarnya. Untuk menghindari hal tersebut, maka dalam perhitungan PDB dengan metode produksi, yang dijumlahkan adalah nilai tambah (value added) masing-masing sektor. Aktivitas produksi yang baik adalah aktivitas yang menghasilkan NT > 0.

2) Metode Pendapatan (Income Approach)
Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Kemampuan entrepreneur ialah kemampuan dan keberanian mengombinasikan tenaga kerja, barang modal, dan uang untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Balas jasa untuk tenaga kerja adalah upah atau gaji. Untuk barang modal adalah pendapatan sewa. Untuk pemilik uang/aset finansial adalah pendapatan bunga. Sedangkan untuk pengusaha adalah keuntungan. Total balas jasa atas seluruh faktor produksi disebut Pendapatan Nasional (PN).

3) Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)
Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total dalam perekonomian selama periode tertentu. Menurut metode ini ada beberapa jenis agregat dalam suatu perekonomian:
a.       Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption)
b.      Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)
c.       Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure)
d.      Ekspor Neto (Net Export)

4.      Masalah perhitungan pendapatan nasional
Salah satu indicator telah terjadinya alokasi yang efisien secara makro adalah nilai output nasional yang dihasilkan sebuah perekonomian pada suatu periode tertentu. Sebab, besarnya output nasional dapat menunjukan beberapa hal penting dalam sebuah perekonomian.
Yang pertama, besarnya output nasional merupakan gambaran awal seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.

Yang kedua, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu negara.

Yang ketiga, besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang masalah structural yang dihadapi suatu perekonomian.

5.      APBN 2010
Berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, APBN dapat didefinisikan sebagai rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

Secara garis besar APBN terdiri atas 3 hal pokok, yaitu:

                            I.      Anggaran Pendapatan dan Hibah
Pendapatan negara dan hibah ini dapat dibagi menjadi 2 hal, yaitu Penerimaan Dalam Negeri dan Hibah. Penerimaan dalam negari terdiri dari Penerimaan perpajakan dan Peneriman Negara Bukan Pajak (PNBP).
Penerimaan perpajakan terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional. Yang termasuk dalam kategori pajak dalam negeri ini adalah Pajak Penghasilan (PPh) migas dan nonmigas, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak bumi dan Bangunan (PBB), Bea perolehan Hak atas Bumi dan Bangunan (BPHTB), Cukai, dan pajak lainnya. Sedangkan Pajak perdagangan internasional terdiri dari bea masuk dan pajak/pungutan ekspor.
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) bersumber dari penerimaan sumber daya alam baik migas maupun nonmigas, bagian laba BUMN, dan PNBP lainnya.
                           II.      Anggaran Belanja
Anggaran belanja pemerintah pusat terdiri dari belanja untuk pemerintah pusat itu sendiri dan transfer untuk daerah yang tercermin dalam dana perimbangan dan dana otonomi khusus dan penyesuaian.

                          III.      Anggaran Pembiayaan
Pembiayaan ini berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Pembiayaan dari dalam negeri bersumber dari perbankan dan nonperbankan. Pembiayan dari nonperbankan ini bisa berasal dari privatisasi, penjualan aset program restrukturisasi perbankan, penjualan surat utang negara, ataupun PMN dan dukungan infrastruktur. Sedangkan pembiayaan luar negeri berasal dari pinjaman luar negeri baik program maupun proyek. Angka yang tercermin dalam APBN merupakan pembiayaan netto, artinya nilai penarikan dikurangi pembayaran cicilan pokok pinjaman.

Berdasarkan tiga hal pokok dalam APBN tersebut dapat terbentuk konsep defisit /surplus anggaran dan keseimbangan primer. Anggaran dikatakan defisit apabila anggaran belanjanya lebih besar daipada anggaran pendapatan, sebaliknya anggaran dikatakan surplus apabila anggaran pendapatannya lebih besar daripada anggaran belanja. Angka keseimbangan primer diperoleh dari Anggaran Pendapatan setelah dikurangi Anggaran belanja tanpa pembayaran bunga.

Format dan besaran APBN 2010 terlihat dalam gambar berikut (klik gambar untuk memperbesar) :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar